Remaja merupakan satu elemen pada masa perkembangan seseorang. Masa ini merupakan orientasi penanaman nilai yang dipandang sangat perlu. Masa ini adalah transisi siswa yang dimulai rata-rata sejak anak remaja berusia 12 tahun, meskipun batasan ini tidak mutlak, namun sejalan dengan usia masa ini, maka pendekatan dalam pendidikan tidak cukup pada tataran kognisi seperti yang selama ini dihadapi di sekolah-sekolah klasikal. Namun pembagian yang proporsional terhadap kebutuhan mental spiritual, emosionalnya menjadi dimensi tersendiri yang perlu dikembangkan.
Upaya pembelajaran anak remaja pada masa ini yang berkaitan dengan mental spiritual dan emosinya dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya adalah dengan melalui kegiatan retret, yakni suatu kegiatan yang ditujukan untuk mengajak para siswa mengenali dirinya, lingkungan sekitarnya, kawan-kawan serta Tuhan sebagai penyelenggara semua kehidupan. Interkasi langsung di antara relasi dengan sesama, lingkungan dan Tuhan akan memberikan bekal keterampilan yang kondusif bagi perkembangan iman, perkembangan kepribadian dan keterampilan kepemimpinannya menjadi seuatu motivasi dalam diri setiap individu siswa.
- Arah dan Tujuan
Sebagai bagian dari pendidikan formal, kehadiran pendidikan spiritual melalui retret dengan Thema “Who am I”, artinya siapakah saya pada masa transisi anak-anak menjadi remaja yang penuh Tanya, sehingga haruslah memaknai sebagai upaya diri untuk mau bertolak ke tempat yang dalam, sehingga para siswa diharapkan untuk mempu melakukan segala sesuatu jangan setengah-setengah, namun harus dengan kesungguhan. Dengan motivasi dan komitmen untuk mewujudkan karya faktual di dalam pendidikannya.
Retret ini memiliki dimensi dan dinamika yang kondusif memberikan ruang bagi perkembangan para siswa secara kreatif mengekspresikan dirinya. Pendekatan yang digunakan dalam retret sesuai dengan dinamika psikologi siswa yakni model Out bound. Model ini merupakan perpaduan antara pendidikan nilai dan akademis dengan permainan/games yang berorientasi pada ;
1. Meningkatkan pengenalan potensi diri melalui diri sendiri & orang lain.
2. Meningkatkan hubungan antar pribadi.
3. Meningkatkan peran tanggung jawab individu.
4. Meningkatkan kecintaan dan peduli pada lingkungan
5. Meningkatkan pemahaman kebersamaan dinamika kerjasama.
6. Meningkatkan motivasi Ber-aktifitas.
7. Meningkatkan peran serta keluarga dalam motivasi diri.
8. Meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan
Waktu pelaksanaan Retret outbond adalah pada 22– 23 November 2013. Lokasi retret ini mengambil dua tempat yakni SMPK St. Antonius Mataram dan halaman sekitar (Sdk St. Antonius Ampenan). Hal ini dengan alasan bahwa pembinaan meliputi kegiatan out door dan in door meliputi permainan dan sharing. Model ini dipandang sangat dekat dengan psikologis perkembangan remaja.
Menururt Shelton, 1978, Masa ini (transisi remaja) merupakan masa yang tepat sekali untuk mulai menimbang-nimbang dan memilih arti dan makna hidup, masa subur sewaktu cita-cita dan tujuan hidup yang tidak akan diubah lagi seumur hidup menancapkan akarnya dalam diri seseorang.
Artinya, pada masa inilah seseorang mulai memiliki cita-cita sebagai awal dalam meletakkan tujuan dan arah yang selanjutnya akan mulai digapainya melalui serangkaian peristiwa di dalam kehidupannya. Tujuan itu akan memasuki dan membekaskan dalam dirinya suatu motivasi. Sehingga, mengingat masa transisi ini bukanlah masa yang panjang, namun tidak juga hanya satu atau dua menit, maka yang harus diingat adalah semangat 3 M, yakni 1. Mulai dari diri sendiri, 2. Mulai dari yang sederhana dan 3. Mulai dari sekarang kita bertolak ke tempat yang lebih dalam, ke tempat yang lebih baik, penuh semangat dan sukaria, optimis, penuh iman, penuh syukur dan penuh pengharapan.
Para peserta dibentuk dalam kelompok-kelompok yang masing-masing 10 orang anggota.
Dalam aktivitas games ini diwarnai peserta dengan memainkan sekitar 8 macam games dengan objektivitas;
1. Jaring simon petrus (Web Spider)
2. Menyeberang di danau Teberau
4. Viat Maria (bola, botol dan air)
7. Ora et labora (awas ranjau)
8. Via delorosa (puzel merayap)
In doors games adalah permainan yang dilakukan di dalam ruangan dengan orientasi pada kerja sama, komunikasi, kepercayaan,kejujuran, motivasi, semangat dan berpikiran positif.
A. Spiritualisme remaja (coopertif dengn media interaktif)
a.1.Seksualitas remaja, memberikan penjelasan dan pengertian yang akan mengantarkan remaja mengerti dan memahami dirinya dalam pengertian psikologi perkembangan remaja serta aspek perkembangan fisik yang berkaitan dengan perubahan-perubahan puberitas.
a.2. Bahaya Narkoba, memaparkan secara deskriptif model, bentuk serta aspek resiko dari narkoba dan dampaknya baik psikis, kesehatan fisik maupun sanksi hukumnya.
1. Aksara tanpa kata tingkat komunikasi
Peserta berada dalam kelompoknya, membuat sebuah karya dengan benda-benda yang diberikan, dengan syarat utama tidak berbicara. Kegiatan ini menunjukkan kemampuan peserta dalam memahami, saling memberi dan menerima berpikiran positif dan menerima apa adanya sangat baik.
2. Renungan: Aku, Tuhan dan Orang tuaku
Renungan ini membawa peserta pada jati dirinya, mendalami iman dan bersyukur pada Tuhan atas segala yang Ia berikan, membangun relasi yang erat dengan sesama terutama menyadari peran orang tua sebagai perpanjangan tangan Tuhan.
Kegiatan safari malam adalah kegiatan melintasi lingkungan sekitar sekolah secara kelompok dengan hanya membawa satu buah lilin yang bernyala. Hasil yang diperoleh, rata-rata peserta menunjukkan kerja sama dan saling menguatkan. Mereka berdoa menurut agama dan kepercayaannya selama melintasi pos-pos untuk mengambil pesan.
Kegiatan ini merupakan refleksi dari kerja sama membangun sebuah menara yang tinggi dan kuat. Perhitungan yang cermat, mau bertanggung jawab atas pilihan serta motivasi telah ditunjukkan oleh peserta dengan cukup baik.
Pohon kebidupan adalah kegiatan yang merefleksikan diri akan kemampuan diri dan orang lain akan kebaikan dan kekurangan serta rasa simpati pada pola : daun yang berwarna putih untuk kebaikan teman, hijau untuk harapan yang akan datang, kuning untuk keburukan-keburukan, pola apel untuk kebaikan ku dan orang tua.
6. Menulis surat pada orang tua
Peserta menuliskan semua pengalamannya selama mengikuti kegiatan ini, baik kesan, pesan yang kemudian disatukan dengan pola daun dan apel pada pohon kehidupan. Surat dan pola dimasukkan ke dalam amplop untuk di kirimkan ke orang tua masing-masing.
Dinamika adalah games-games pengantar untuk membangkitkan peserta dengan menyanyi, bergerak dan bersorak. Dinamika telah menjadi bagian yang sangat penting dalam rangkaian kegiatan retret karena kekuatannya yang dinamis.